Kamis, 27 November 2014

Fungsi Komponen dan Cara Kerja Sistem Ac Mobil

Otomotrip.com – Artikel Fungsi komponen ac mobil dan prinsip kerja ac mobil atau cara kerja ac mobil. Mobil ber ac adalah kebutuhan dan dapat dibayangkan bagaimana rasanya berada ditengah kemacetan lalu lintas dengan udara yang panas sementara itu ac mobil sedang tidak bekerja.
Untuk menghasilkan udara yang dingin di dalam kabin terdapat beberapa komponen yang bekerja secara bersama untuk mendinginkan kabin,dan itulah fungsi dari ac mobil.
Sistem kerja Air Conditioner pada mobil atau prinsip serta cara kerja ac mobil adalah dengan cara mensirkulasikan refrigerant atau freon pada komponen ac mobil yang merupakan sirkulasi tertutup ketika ac mobil dinyalakan.
Sirkulasi freon pada Ac Mobil
Cara Kerja Ac Mobil
Siklus ac mobil atau sirkulasi refrigerant pada sistem ac mobil bisa di lihat pada gambar di atas yang bisa di jelaskan sebagai berikut:
  1. Kompressor ac berputar menghisap freon pada sisi tekanan rendah dan memompa gas refrigerant menuju kondensor ac dalam kondisi bertekanan dan bertemperatur tinggi, selanjutnya freon yang bertekanan tinggi dan berupa gas di rubah menjadi cair oleh kondensor ac.
  2. Freon yang berbentuk cair melewati receiver drier untuk di saring atau difilter jika terdapat kotoran
  3. Setelah melewati receiver drier freon cair bertekanan tinggi menuju expansi valve melewati saluran sempit pada expansi valve dan di kabutkan  pada evaporator atau di rubah wujudnya dari cair menjadi gas.
  4. Dari evaporator selanjutnya gas refrigerant atau freon kembali dihisap oleh kompressor dan siklus berulang dari awal.
Letak komponen pada ac mobil
Gambar Letak Komponen Ac Mobil atau Bagian Ac Pada Mobil
Berikut adalah Komponen ac mobil beserta Fungsinya:
Prinsip Kerja Kompressor ac Mobil – kompressor ac bekerja atau berputar bersama putaran mesin menghisap gas freon dari evaporator melewati pipa low dan memompa atau menekan gas refrigerant menuju kondensor ac lewat saluran pipa ac high pressure. Di dalam kompresor ac terdapat oli kompresor atau oli khusus ac mobil yang berfungsi untuk pelumasan.Compressor ac Denso
Kondensor ac – berfungsi untuk merubah gas freon bersuhu dan bertekanan tinggi yang di pompa oleh kompressor ac menjadi cair dengan cara mendinginkan atau membuang panas dengan bantuan hembusan angin dari extra fan atau motor cooling fan.
Cara Kerja Receiver Drier Ac Mobil
Gambar Prinsip Kerja Receiver Drier
Receiver drier - refrigerant cair dari kondensor ac masuk ke inlet receiver drier melewati deciscant atau filter untuk menyaring kalau terdapat kotoran. Beberapa sistem ac mobil tidak di perlukan receiver drier karena proses pelepasan panas atau pendinginan yang baik terjadi di kondensor sehingga proses kondensasi di kondensor terjadi dengan sempurna. Bentuk serta tipe drier juga bermacam-macam, ada yang terpisah dengan kondensor atau pun menjadi satu dengan kondensor.
Expansi Valve Ac Mobil
Expansi Valve Punya Opel Blazer
Expansi valve – merupakan saluran sempit tempat mengalirnya refrigerant cair bertekanan tinggi dari receiver drier menuju evaporator. Refrigerant cair bertekanan tinggi ketika melewati saluran expansi valve yang sempit dan terjadi pengabutan.
Evaporator atau Cooling Unit – pengabutan yang terjadi di expansi valve atau katup expansi kemudian di salurkan di dalam evaporator dan terbentuk udara dingin di kisi-kisi evaporator, hembusan angin atau tiupan angin blower melewati kisi evaporator sehingga udara dingin bisa di rasakan di dalam kabin. Fungsi blower pada ac mobil adalah untuk mensirkulasikan udara didalam kabin melewati evaporator yang dingin saat ac hidup.Gambar blower ac, evaporator dan expansi valve
Jika kisi-kisi evaporator tersumbat seperti terlihat gambar diatas oleh kotoran akan menyebabkan angin hembusan blower tersumbat sehingga kita akan merasakan kalau angin blower ac mobil kurang kencang. Pada cooling unit selain terdapat Evaporator juga didalamnya terdapat blower, resistor blower,expansi valve, thermo-switch elektronik (thermistor) atau thermo-switch tipe gas (thermostat ac mobil),aktuator dan heater.
Heater Unit – merupakan pemanas atau menghembuskan udara panas ketika angin blower melewati heater, heater mendapatkan panas dari saluran air pendingin mesin atau air radiator. Heater Unit pada ac mobil banyak ditemukan pada kendaraan yang diperuntukan untuk pemakaian mobil di daerah dingin.

Sabtu, 23 Agustus 2014

Makna lagu Hadapi Saja - Iwan Fals

Dengan sekali melihat dan mendengar saja, estetika pada lagu-lagu Iwan Fals memang sering tersirat dengan tajam, walau ada beberapa beberapa komposisi yang dinyanyikan yang lebih bertolak kepada pada kekuatan teks saja.
Iwan hanya satu dari sebagian kecil musisi besar yang mencoba untuk membebaskan semua bentuk keterpenjaraan dan keterikatan dunia musik dari keorisinilannya. Bagi Iwan Fals jelas sekali terlihat, bahwa baginya musik bukanlah sebuah wadah untuk sekedar berekspresi dan berkreasi, tapi lebih kepada sebuah jalan untuk menuju ke dunia ‘kesufian’ di mana manusia bisa berada dalam tingkat kesadarannya yang paling bawah bahwa kita adalah ‘manusia’; suatu objek yang sedang diteliti oleh Yang Maha Gaib kualitas kekuatan jiwa dan pikirannya. Manusia tidak bisa keluar dari hakikatnya sebagai makhluk yang terpilih untuk memilih dan menjadi pilihan. Di sinilah sebuah penjabaran yang luas tentang mahzab ini terlukis, dalam komposisi ‘Hadapi Saja’ yang dikantatakan oleh Iwan, di dalamnya tersirat sebuah revelasi, titik-titik terjauh kemanusiawian, tentang kesempurnaan seorang manusia.
Komposisi lagu ini dapat dibagi dalam tujuh bait, di mana Iwan di tiap-tiap bagiannya berbicara lebih jauh dengan bahasa ‘diam’-nya yang tidak bisa dinadakan kecuali hanya dengan symbol-simbol yang keliru dalam birama-birama yang salah. Setiap bait yang tujuh itu berkelebat dalam gumaman dan suasana asing, di mana suasana-suasana dan ucapan-ucapan yang ada adalah bentuk-bentuk yang sangat rahasia.
Dalam bait pertama dapat sisimpulkan bahwa sebuah keharusan untuk ‘berpuat apa’ terhadap ‘apa’ yang pada dasarnya tidak dengan benar dan hakiki kita ketahui kecuali dalam terka-terkaan logika. ‘Dia sudah miliknya’ atau pun ‘Dia sudah milik-Nya (saya lebih suka dengan konsep yang pertama), tetap membenarkan sebuah kesepakatan bahwa ada sesuatu yang asing dari manusia. Ada sesuatu yang asing dari sesuatu yang akan kembali ke sesuatu dalam bentuk sesuatu. Yang bisa ditanggap dan dimengerti hanyalah bahwa sesuatu itu pernah ada dan terlihat yang kemudian pasti terobjekkan dalam karya-karya; walau hanya berbentuk pengucapan. Komposisi pada bait ini lebih menuntut dan mengaplikasi pada keikhlasan, bahwa sebenarnya manusia adalah makhluk yang telah diharuskan untuk ‘mencari’ bukan mendominasi. Karena apa pun—termasuk diri individu manusia sendiri—tidak pernah menjadi milik siapa pun, tidak pernah menjadi milik kita, seutuh dan selamanya. Dan manusia dalam takdirnya tidak perlu berkeluh kesah (bait ke dua).
Iwan Fals memperlihatkan sisi-sisi manusia yang keluar dari kemampuan standarnya. ‘Hadapi saja’ secara kasarnya adalah penguasaan manusia terhadap emosi dan pikiran ketika penalaran normal tidak mampu lagi meringkas sesuatu yang sempurna dari takdir. ‘Hadapi saja’ bukanlah kalimat pasrah melainkan sebuah tonggak untuk berdiri dan kembali bergumam pada bagian jernih perjalan.
Penafsiran tersebuat di atas diperkuat ketika Iwan Fals diperkuat dengan teknik vokal declamando-nya (khusus untuk bait ‘Hadapi saja’). Ia bernyanyi tapi berbicara. Maksudnya, ketika ‘Hadapi saja’ divokalkan, Iwan setengah bernyanyi dan setengah berbicara. Refleksinya adalah, ada satu pergerakkan (movement) di mana ketika dua sisi bertemu atau menyatu dan berkelanjutan sampai menciptakan satu keselarasan, ia akan menjadi ‘bentuk’ yang lain, yang dapat dikatakan sebagai ‘Oktaf Penciptaan’.
Ada sebuah perbandingan yang bisa diketengahkan dalam hal ini. Menurut kepercayaan Hindu dalam kitab Weda-nya, penciptaan semesta dan isinya dimulai dari suara ohm dan ah. Jika kita teliti lebih jauh tentang hal ini dari segi praktek penuturan orang-orang Hindu itu sendiri, ohm dan ah yang dimaksud tidak akan berhasil merealisasikan bentuknya jika hanya jika hanya dengan bernyanyi saja dan juga tidak akan bisa dengan gaya berbicara saja. Tapi ketika kedua cara tersebut tergabung dan mencapai keseimbangan dalam sebuah declamando, bentuk dan atau suara ohm dan ah itu akan menjadi satu oktaf yang mistis.
Strophe selanjutnya dapat dikatakan sama penginterpretasiannya. Tuhan, dalam hal ini, pasti mempunyai maksud dan tujuan yang terkurung dalam konstanta-splendidamenta(kesempunanaan abadi)-nya. Ada ketetapan-ketetapan-Nya yang terkadang dapat dikatakan bergerak berangsur-angsur lamban dan terkadang berangsur-angsur cepat. Ada yang berupa gertak langsung pelan dan sesekali pasti akan berupa gertak langsung cepat; sedang gejala alam akan berorkestra dengan kecepatan smanioso yang gemuruh. “Ambil hikmahnya, ambil indahnya… Hadapi saja.”
Pendekatan-pendekatan ini membuktikan, bahwa masa lalu, masa sekarang, masa depan, hanyalah sebuah ‘tanda titik’ di mana tidak ada awal dan tidak ada akhir, di mana pada hakikatnya kita tidak pernah mendapat apa-apa dan tidak kehilangan apa-apa, dan kita tidak pernah berada di mana-mana. Kita hanya ‘di satu titik’.
Merujuk kepada Shin Nakagawa dalam teori ethnomusicology-nya: “Kita harus mendengarkan suara dalam diri kita sendiri, yaitu suara imajinatif, dan suara ingatan, dan lain-lain”. ‘Hadapi saja’ Iwan Fals telah sampai pada tingkat balance antara suara imajinasi dengan logika, antara yang gaib dan nyata, antara suara bicara dan suara nyanyian. Itulah format yang sedang disuguhkannya. Lagu ini jika dilukiskan dalam bentuk partiture, bukanlah lagu yang kaya dengan nada, bukanlah lagu yang dipaksakan untuk berstruktur indah. Tapi kombinasi antar kesederhanan musik dan kesederhanan lirik menjadikannya sebuah batang tubuh yang mampu berbicara tentang diri dan rahasianya sendiri. Ia bisa mengungkapkan pada beat mana manusia bisa ‘bersatu’ dengan Tuhan. Tak ada fermata dalam lagu ‘Hadapi saja’ ini, tapi musiknya mampu untuk bicara lagi dan bicara lagi lebih jauh tentang kesadaran. Itulah sebuah revalasi, itulah sebuah apokalipse, itulah sebuah kebenaran yang tersirat, yang tidak pernah dikaji oleh siapa pun sebelumnya.
Ada satu hal lagi yang tercelup ke dalam musikalisasi ‘Hadapi saja’; cannon-acciacatura, di mana bait pertama berubah format. Menjadi serupa mantra, rajah, yang dating semirip guruh lembut (lihat ‘Oktaf Penciptaan’). Dalam teorinya bait pertama dalam format lain itu adalah dzikirnya nada-nada. Pemvokalan yang dilakukan pada bagian ini telah menyentuh bagian paling tabu di alam logika-imajinasi manusia. Ketika manusia kehilangan control, atau ketika manusia begitu sangat memahami apa yang disebut dengan mikrocosmos dan makrocosmos yang saling berefleksi, dan alam cosmos dengan chaos yang saling tumpang-tindih, bait ini ‘akan’ membangun satu lagi dunia yang mengitari manusia di mana tidak ada yang nyata da tidak ada yang tidak nyata, ruh akan menyembul serupa uap di air mendidih kemudian bersemayam di alam ‘lain’. Kembalinya kesadaran atau tidak, tergantung seberapa kuatnya ohm dan ah telah menadai sebuah keselarasan awal.
Kembali menurut Shin Nakagawa, “Telinga yang peka akan dapat mencari suara dalam, yaitu suara-suara yang tidak bisa didengarkan dengan cara biasa. Apabila kita mempunyai kemampuan demikian, kita bisa mendengarkan tidak hanya suara-suara ingatan dan imajinatif saja, akan tetapi juga suara dalam, yaitu suara yang tidak berbunyi. Suara seperti itu keluar dari ambang batas pendengaran manusia (50-20.000 Hz). Dan sebenarnya suara-suara itu tersentuh oleh ‘Hadapi saja’-nya Iwan Fals. Adakah yang mampu merasakan bentuk-bentuk keanehan yang mengiringi nada-nada nyata dalam musikalisasi itu?
Dalam tubuh manusia tersimpan kekuatan-kekuatan yang mampu merobohkan batas logika manusia. Jika logika terbentur habis pada Ruang, Waktu, dan Tuhan, maka kesempurnaan yang dimiliki manusia—jika manusia itu mampu membentuk dan mengeluarkannya—akan memecahkan hilangnya batas-batas, kemampuan manusia yang menyeluruh akan mampu menjawabnya. Sedangkan Iwan Fals sedang membukakan pintu keretanya bagi siapa yang ingin menikmati deru.

Sumber : midoldol

Sang Maestro (IW)

Perjalanan Hidup Sang Maestro Iwan Fals. Sang Maestro yang bernama lengkap Virgiawan Lintanto ini lahir pada 3 September 1961. Virgiawan Listianto atau yang sekarang lebih dikenal dengan Iwan Fals ialah seorang figure sekaligus sosok seorang laki-laki yang penuh dengan idialisme dalam setiap karyanya. Berangkat dari seorang musisi jalanan, yang mana pada usia 13 tahun ia telah memberanikan diri untuk pindah ke suatu tempat yang pada saat itu merupakan gudangnya para musisi, yaitu ibu kota Parahiyangan, Bandung.

Sebuah perjalanan cukup berat telah dilakukan oleh Iwan Fals untuk membuka lembaran jenis music yang agak berbeda dengan musisi lain yang telah lebih dulu berkecimpung di dunia music. Pada saat itu masyarakat dan kaum muda khususnya masih senang dengan music-musik yang dibawakan oleh Koes Ploes, Panbers, The Rollies, The Mercys, dan lain-lain. Music luar pun ikut meramaikan pasar music Indonesia pada saat itu, seperti The Beatles, Rolling Stone, Black Sabbath, Deep PurpleNamun nuansa baru Musik Indonesia pun terlahir lewat karya lagu-lagunya, sebagai 'Potret' suasana sosial kehidupan Indonesia (terutama Jakarta) di akhir tahun 1970-an hingga sekarang. Kritik atas perilaku sekelompok orang (seperti Wakil Rakyat, Tante Lisa), empati bagi kelompok marginal (misalnya Siang Seberang Istana, Lonteku), atau bencana besar yang melanda Indonesia (atau kadang-kadang di luar Indonesia, seperti Ethiopia) mendominasi tema lagu-lagu yang dibawakannya. Iwan Fals tidak hanya menyanyikan lagu ciptaannya tetapi juga sejumlah pencipta lain.

Iwan Fals pemegang Sabuk Hitam (Dan IV Karate) berdarah Arab dan Pernah menjadi wartawan Tabloid Olahraga Boleh percaya boleh tidak, yang jelas Iwan punya darah Arab. Lihat saja parasnya, dengan hidung mbangir dan rambut yang agak ikal. Ya, ibu Iwan adalah seorang perempuan keturunan Arab dari marga Abdat. Sang Bunda kini tinggal di kawasan Tebet. Sedangkan warga keturunan Arab dari marga Abdat banyak dijumpai di Tanah Abang. Hotel Nusantara di bilangan tanah abang merupakan salah satu hotel milik keluarga Abdat, yang masih punya hubungan darah dengan ibunda Iwan.

Di masa muda, Iwan pernah menjadi juara dua nasional kejuaraan karate tingkat nasional. Ia bahkan pernah menjadi pelatih karate di Sekolah Tinggi Publisistik. Kini, Iwan adalah penyandang Dan-IV Karate aliran Wado-ryu (meski ada yang menyatakan aliran Amura, yang merupakan anak aliran Wado-ryu). Di rumahnya, Leuwinanggung, Iwan cukup sering menggelar latihan karate bersama.

Meski pernah menjadi pengamen, Iwan bukan berasal dari keluarga pas-pasan. Ayahnya adalah seorang perwira menengah TNI (jika tidak salah terakhir berpangkat Kolonel). Sebagai anak perwira, Iwan jelas pernah dikuliahkan. Ia sempat kuliah di Sekolah Tinggi Publisistik Jakarta (sekarang IISIP), sebelum pindah kuliah ke Institut Kesenian Jakarta. Nah, sebagai mahasiswa publisistik, Iwan pernah bekerja sebagai wartawan di sebuah tabloid olahraga. Bahkan, pernah menjadi kolomnis olahraga.

Keluarga, Perjalanan Musik dan Yayasan Orang Indonesia Sosok Kesederhanaan Iwan Fals menjadi panutan para penggemarnya yang tersebar diseluruh nusantara. Para penggemar fanatik Iwan Fals bahkan mendirikan sebuah yayasan pada tanggal 16 Agustus 1999 yang disebut Yayasan Orang Indonesia atau biasa dikenal dengan seruan Oi. Yayasan ini mewadahi aktivitas para penggemar Iwan Fals. Hingga Masa kecil Iwan Fals dihabiskan di Bandung, kemudian ikut saudaranya di Jeddah, Arab Saudi selama 8 bulan. Bakat musiknya makin terasah ketika ia berusia 13 tahun, di mana Iwan banyak menghabiskan waktunya dengan mengamen di Bandung.

Bermain gitar dilakukannya sejak masih muda bahkan ia mengamen untuk melatih kemampuannya bergitar dan mencipta lagu. Ketika di SMP, Iwan menjadi gitaris dalama paduan suara sekolah. Selanjutnya, datang ajakan untuk mengadu nasib di Jakarta dari seorang produser. Ia lalu menjual sepeda motornya untuk biaya membuat master. Iwan rekaman album pertama bersama rekan-rekannya, Toto Gunarto, Helmi, Bambang Bule yang tergabung dalam Amburadul, namun album tersebut gagal di pasaran dan Iwan kembali menjalani profesi sebagai pengamen.Album ini sekarang menjadi buruan para kolektor serta fans fanatik Iwan Fals. Setelah dapat juara di festival musik country, Iwan ikut festival lagu humor. Arwah Setiawan (almarhum), lagu-lagu humor milik Iwan sempat direkam bersama Pepeng, Krisna, Nana Krip dan diproduksi oleh ABC Records, tapi juga gagal dan hanya dikonsumsi oleh kalangan tertentu saja. Sampai akhirnya, perjalanan Iwan bekerja sama dengan Musica Studio. Sebelum ke Musica, Iwan sudah rekaman sekitar 4-5 album. Di Musica, barulah lagu-lagu Iwan digarap lebih serius.

Foto Almarhum Galang Rambu Anarki Album Sarjana Muda, misalnya, musiknya ditangani oleh Willy Soemantri. Iwan tetap menjalani profesinya sebagai pengamen. Ia mengamen dengan mendatangi rumah ke rumah, kadang di Pasar Kaget atau Blok M. Album Sarjana Muda ternyata banyak diminati dan Iwan mulai mendapatkan berbagai tawaran untuk bernyanyi. Ia kemudian sempat masuk televisi setelah tahun 1987. Saat acara Manasuka Siaran Niaga disiarkan di TVRI, lagu Oemar Bakri sempat ditayangkan di TVRI. Ketika anak kedua Iwan, Cikal lahir tahun 1985, kegiatan mengamen langsung dihentikan.

Selama Orde Baru, banyak jadwal acara konser Iwan yang dilarang dan dibatalkan oleh aparat pemerintah, karena lirik-lirik lagunya dianggap dapat memancing kerusuhan. Pada awal karirnya, Iwan Fals banyak membuat lagu yang bertema kritikan pada pemerintah. Beberapa lagu itu bahkan bisa dikategorikan terlalu keras pada masanya, sehingga perusahaan rekaman yang memayungi Iwan Fals enggan atau lebih tepatnya tidak berani memasukkan lagu-lagu tersebut dalam album untuk dijual bebas. Belakangan Iwan Fals juga mengakui kalau pada saat itu dia sendiri juga tidak tertarik untuk memasukkan lagu-lagu ini ke dalam album.Rekaman lagu-lagu yang tidak dipasarkan tersebut kemudian sempat diputar di sebuah stasiun radio yang sekarang sudah tidak mengudara lagi. Iwan Fals juga pernah menyanyikan lagu-lagu tersebut dalam beberapa konser musik, yang mengakibatkan dia berulang kali harus berurusan dengan pihak keamanan dengan alasan lirik lagu yang dinyanyikan dapat mengganggu stabilitas negara.Beberapa konser musiknya pada tahun 80-an juga sempat disabotase dengan cara memadamkan aliran listrik dan pernah juga dibubarkan secara paksa hanya karena Iwan Fals membawakan lirik lagu yang menyindir penguasa saat itu.

Pada bulan April tahun 1984 Iwan Fals harus berurusan dengan aparat keamanan dan sempat ditahan dan diinterogasi selama 2 minggu gara-gara menyanyikan lirik lagu Demokrasi Nasi dan Pola Sederhana juga Mbak Tini pada sebuah konser di Pekanbaru. Sejak kejadian itu, Iwan Fals dan keluarganya sering mendapatkan teror. Hanya segelintir fans fanatik Iwan Fals yang masih menyimpan rekaman lagu-lagu ini, dan sekarang menjadi koleksi yang sangat berharga.
Saat bergabung dengan kelompok SWAMI dan merilis album bertajuk SWAMI pada 1989, nama Iwan semakin meroket dengan mencetak hits Bento dan Bongkar yang sangat fenomenal. Perjalanan karir Iwan Fals terus menanjak ketika dia bergabung dengan Kantata Takwa pada 1990 yang didukung penuh oleh pengusaha Setiawan Djodi. Konser-konser Kantata Takwa saat itu sampai sekarang dianggap sebagai konser musik yang terbesar dan termegah sepanjang sejarah musik Indonesia.

Setelah kontrak dengan SWAMI yang menghasilkan dua album (SWAMI dan SWAMI II) berakhir, dan disela Kantata (yang menghasilkan Kantata Takwa dan Kantata Samsara), Iwan Fals masih meluncurkan album-album solo maupun bersama kelompok seperti album Dalbo yang dikerjakan bersama sebagian mantan personil SWAMI. Sejak meluncurnya album Suara Hati pada 2002, Iwan Fals telah memiliki kelompok musisi pengiring yang tetap dan selalu menyertai dalam setiap pengerjaan album maupun konser.

Menariknya, dalam seluruh alat musik yang digunakan baik oleh Iwan fals maupun bandnya pada setiap penampilan di depan publik tidak pernah terlihat merek maupun logo. Seluruh identitas tersebut selalu ditutupi atau dihilangkan. Pada panggung yang menjadi dunianya, Iwan Fals tidak pernah mengizinkan ada logo atau tulisan sponsor terpampang untuk menjaga idealismenya yang tidak mau dianggap menjadi wakil dari produk tertentu.Iwan lahir dari Lies (ibu) dan ayahnya Haryoso (almarhum). Iwan menikahi Rosanna (Mbak Yos) dan mempunyai anak Galang Rambu Anarki (almarhum), Annisa Cikal Rambu Basae, dan Rayya Rambu Robbani. Galang mengikuti jejak ayahnya terjun di bidang musik. Walaupun demikian, musik yang ia bawakan berbeda dengan yang telah menjadi trade mark ayahnya. Galang kemudian menjadi gitaris kelompok Bunga dan sempat merilis satu album perdana menjelang kematiannya.

Nama Galang juga dijadikan salah satu lagu Iwan, berjudul Galang Rambu Anarki pada album Opini, yang bercerita tentang kegelisahan orang tua menghadapi kenaikan harga-harga barang sebagai imbas dari kenaikan harga BBM pada awal tahun 1981 yaitu pada hari kelahiran Galang (1 Januari 1981). Nama Cikal sebagai putri kedua juga diabadikan sebagai judul album dan judul lagu Iwan Fals yang terbit tahun 1991. Sebelumnya Cikal juga pernah dibuatkan lagu dengan judul Anissa pada tahun 1986. Rencananya lagu ini dimasukkan dalam album Aku Sayang Kamu, namun dibatalkan.

Lirik lagu ini cukup kritis sehingga perusahaan rekaman batal menyertakannya. Pada cover album Aku Sayang Kamu terutama cetakan awal, pada bagian penata musik masih tertulis kata Anissa. Galang Rambu Anarki meninggal pada bulan April 1997 secara mendadak yang membuat aktivitas bermusik Iwan Fals sempat vakum selama beberapa tahun. Galang dimakamkan di pekarangan rumah Iwan Fals di desa Leuwinanggung, Cimanggis, Depok Jawa Barat. Sepeninggal Galang, Iwan sering menyibukkan diri dengan melukis dan berlatih bela diri.Pada tahun 2002 Iwan mulai aktif lagi membuat album setelah sekian lama menyendiri dengan munculnya album Suara Hati yang di dalamnya terdapat lagu Hadapi Saja.


Sumber : midoldol